Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

SEBELUM TENGAH MALAM (Lanjutan)

Gambar
Neshi sendirian, berdiri di tengah kerumunan penduduk yang meminta pertanggung jawaban. Beradu pandang, berganti tatap serta bersilang pendapat bagai momok menakutkan untuk gadis sekecil Neshi. Kondisi yang tidak seimbang ini semakin membuat Neshi terpojok, terkukung di bawah tatap awas segenap penduduk kampung. "Coba kau tunjukan bagaimana cara memindahkan gelas itu tanpa harus dipegang" seorang tetua menunjuk telunjuk tepat di depan wajahnya. "Mama di manakah dirimu?" Jerit Neshi dalam hati. Sungguh gadis kecil berpakain kebaya ini tak sanggup menguasai keadaan. Ia gemetar. Lututnya goyang. Keringat pun mengalir deras di sekujur tubuhnya. Segenap penduduk masih membentuk lingkaran sedangkan dirinya menjadi pusat perhatian mirip sebuah tontonan di tanah lapang.  Pincang memang keadaan di siang itu. Rasanya dunia runtuh. Tak ada pengakuan akan keakuan. Semuanya bersepakat menghalau yang namanya perbedaan. Yang berbeda, lawan arus dipandang sebagai aib. Per