LELAKI YANG BERUSAHA MENGHIDANGKAN ANGGUR (H)

"Bagaimana mungkin anak ini dapat melakukan kegiatan layaknya seorang pemilik atau pembantu rumah?" Ibu Marti yang terkaget menyaksikan pemandangan langka di rumahnya, hanya berdiri dengan keheranan. Hal seperti yang dilakukan oleh Arthe dipandang sebagai kegiatan yang aneh. Seorang tamu yang diajak menumpang di rumahnya dapat bangun pada pagi-pagi buta dan melakukan pekerjaan rumahan.

"Nak, biarkanlah peralatan makan itu dibersihkan oleh para pembantu dan anak wanita!"
"Minta maaf bu, saya telah menimbulkan keributan sehingga membangunkan ibu. Mungkin ibu marah karena tingkahku, tapi kebiasaan ini telah tertanam kuat dala diriku!"
Ibu Marti mengajak Arthe keluar dari dapur dan berjalan ke arah depan rumah. Di serambi mereka duduk di atas kursi rotan yang dipenuhi dengan titik embun. Arthe menuju ke dalam rumah untuk mengambil kain agar dapat menyingkirkan titik embun yang sedang tertidur di atas kursi sebelum titik-titik embun itu berkeluh dan mengeluarkan senjatanya.
"Nak, mengapa engkau membersihkan peralatan makan? Aku sebagai tuan rumah merasa sangat malu atas sikap yang engkau tunjukan. Sebagai seorang tamu, engkau tidak layak melakukan pekarjaan tersebut!"
"Memang benar bu, seperti yang telah saya katakan tadi, kebiasaan ini telah tertanam di dala diriku. Di keluarga, ayah selalu mengingatkan agar kami tidak berlaku layaknya seorang tuan ketika berada di rumah orang lain!"

Pagi masih gelap dan jalanan belum dipenuhi oleh orang-orang.
Ibu Marti mengajak Arthe untuk berjalan-jalan di sekitar taman yang dipenuhi dengan berbagai jenis bunga. Pada pagi yang gelap ini keharuman dari berbagai jenis bunga sangat mempesonakan. Keharuman yang asli dan tidak ternoda oleh cahaya matahari merupakan suatu keindahan yang pasti. Mereka berjalan sambil mempercakapkan latar belakang masing-masing.
"Aku berasal dari desa Jerinta, letaknya kira-kira 230 km dari tempat kita berdiri. Aku hanya tinggal bersama ayah yang hanya bergerak dari kamar menuju ke beranda rumah, menuju ke kamar mandi, dan ruang makan. Sebelumnya ayah tidak berperilaku seperti ini. Kematian ibu menyebabkan ayah jarang keluar rumah. Lebih banyak waktunya dihabiskan di beranda rumah!" Arthe sangat merindukan sang ayah yang ditinggalkannya dengan kesendirian. Mungkin saja ayah sedang menuju ke kamarku untuk membangunkan aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)