DIKUMPULKAN DARI JALANAN
Menyudahi pencarian di remangnya khayal,tidak untuk memenuhi kecemburuan pada tingginya menara Babel. Bukan juga untuk mendengarkan gemerisik ular di tumpukan dedaunan. Hanya untuk memulai perjalan yang telah tertunda sekian tahun. Suatu kesusahan dipermulaan namun bukan untuk menghentikannya dan beralih ke atas tempat tidur sambil melepaskan senyuman. Berlangkah; entah maju ke depan atau ke samping atau ke atas. Hanya itu.
Hubungan antara kemarin yang tergeletak lemas di atas trotoar jalanan dengan hari ini yang masih terseok-terseok dalam melangkah. Keduanya sempat bertemu, tidak ada senyuman atau anggukan kepala. Mereka melihat bahwa ada yang lain di sekitarnya, mengetahui bahwa tidak ada kesendirian dan menyadari dengan baik bahwa ada bayangan yang sempat berkelebat di depan mata. Sekali lagi; keheningan bersendau gurau. Ahhhhh.......sangat tidak tepat mengatakan sebagai keheningan, kata ini lebih tepat disematkan kepada para biarawan yang memberikan kehidupannya kepada tembok-tembok usang sebuah bangunan dan tidak pernah menjulurkan kepalanya untuk melihat ke luar tembok tersebut. Kebisuan lebih tepat dikenakan kepada kedua waktu ini.
Dimanakah masa depan? Ohhhhh......lalalalalalala......Dia masih berada jauh dibelakang keduanya. Perhatikan saja langkahnya yang sangat mirip dengan anak tujuh bulan itu. Jangan cepat-cepat menghinanya sebab sebentar lagi ia akan mendahului ke waktu tersebut. Aneh juga; ketiganya tidak pernah bersentuhan dan memberikan sapa. Padahal mereka mengetahui bayangan dari satu sama lain.
Ahhhhhhh.....Aku juga diseret oleh ketiganya.
Mereka tidak sadar bahwa aku ini tidak sama dengan mereka
Diombang-ambingkan dengan sesuka hati
Saling berebutan untuk memiliki diriku
Dasar sosok-sosok yang egois
Sebenarnya kalian membiarkan aku untuk menentukan tempat keberadaanku
Kelangkaan belaian pada tubuh busuk mereka
berkelana tanpa tujuan yang jelas
Merayu apa saja yang bergerak
Dasar sosok-sosok giiiiiiiillllllllaaaaaaaaaaaaaaa
Kembali sebentar kepada pencarian yang tergesa-gesa menungguku
Sabar saja, kita tetap bersama
Jangan kau hiraukan mereka yang menggodamu
Luruskan saja pandangan ke depan atau ke samping atau ke atas
Tapi jangan kebelakang, sebab memberikan pandangan ke arah belakang hanya untuk para budak waktu
Kita tidak terikat oleh ketiga waktu itu
Tatapan kita tidak berhubungan dengan salah satu sosok yang telah kujabarkan di atas.
Harus kuberikan satu rahasia yang kuperoleh dari ketiga waktu tersebut.
Mereka sangat kesepian ketika kita tidak berpihak kepada mereka.
Kau tahu; mereka saling bertengkar dan berlomba-lomba untuk memiliki kebersamaan kita
Sudahlah; aku berkata
Masih ada lagi yang harus diceritakan
Jika menahannya sama saja memasukan ciri ke dalam pencobaan
lantas siapa yang akan membebaskannya?
Tidak ada yang diharapkan
Mereka semua telah bersekongkol dengan waktu
Kau tahu.....
mereka itu tidak sadar akan keterbelengguannya
mungkin kita akan menolong mereka
sudah....
cukup dulu..
AKu harus menghampirimu
Sudahkah kau menyiapkan segala perlengkapan kita?
Hubungan antara kemarin yang tergeletak lemas di atas trotoar jalanan dengan hari ini yang masih terseok-terseok dalam melangkah. Keduanya sempat bertemu, tidak ada senyuman atau anggukan kepala. Mereka melihat bahwa ada yang lain di sekitarnya, mengetahui bahwa tidak ada kesendirian dan menyadari dengan baik bahwa ada bayangan yang sempat berkelebat di depan mata. Sekali lagi; keheningan bersendau gurau. Ahhhhh.......sangat tidak tepat mengatakan sebagai keheningan, kata ini lebih tepat disematkan kepada para biarawan yang memberikan kehidupannya kepada tembok-tembok usang sebuah bangunan dan tidak pernah menjulurkan kepalanya untuk melihat ke luar tembok tersebut. Kebisuan lebih tepat dikenakan kepada kedua waktu ini.
Dimanakah masa depan? Ohhhhh......lalalalalalala......Dia masih berada jauh dibelakang keduanya. Perhatikan saja langkahnya yang sangat mirip dengan anak tujuh bulan itu. Jangan cepat-cepat menghinanya sebab sebentar lagi ia akan mendahului ke waktu tersebut. Aneh juga; ketiganya tidak pernah bersentuhan dan memberikan sapa. Padahal mereka mengetahui bayangan dari satu sama lain.
Ahhhhhhh.....Aku juga diseret oleh ketiganya.
Mereka tidak sadar bahwa aku ini tidak sama dengan mereka
Diombang-ambingkan dengan sesuka hati
Saling berebutan untuk memiliki diriku
Dasar sosok-sosok yang egois
Sebenarnya kalian membiarkan aku untuk menentukan tempat keberadaanku
Kelangkaan belaian pada tubuh busuk mereka
berkelana tanpa tujuan yang jelas
Merayu apa saja yang bergerak
Dasar sosok-sosok giiiiiiiillllllllaaaaaaaaaaaaaaa
Kembali sebentar kepada pencarian yang tergesa-gesa menungguku
Sabar saja, kita tetap bersama
Jangan kau hiraukan mereka yang menggodamu
Luruskan saja pandangan ke depan atau ke samping atau ke atas
Tapi jangan kebelakang, sebab memberikan pandangan ke arah belakang hanya untuk para budak waktu
Kita tidak terikat oleh ketiga waktu itu
Tatapan kita tidak berhubungan dengan salah satu sosok yang telah kujabarkan di atas.
Harus kuberikan satu rahasia yang kuperoleh dari ketiga waktu tersebut.
Mereka sangat kesepian ketika kita tidak berpihak kepada mereka.
Kau tahu; mereka saling bertengkar dan berlomba-lomba untuk memiliki kebersamaan kita
Sudahlah; aku berkata
Masih ada lagi yang harus diceritakan
Jika menahannya sama saja memasukan ciri ke dalam pencobaan
lantas siapa yang akan membebaskannya?
Tidak ada yang diharapkan
Mereka semua telah bersekongkol dengan waktu
Kau tahu.....
mereka itu tidak sadar akan keterbelengguannya
mungkin kita akan menolong mereka
sudah....
cukup dulu..
AKu harus menghampirimu
Sudahkah kau menyiapkan segala perlengkapan kita?
Komentar