TATANRI XXII

Kami tinggal di rumah yang dibangun oleh para penenun untuk berkumpul dan menciptakan motif bagi kain yang akan dihasilkan. Bangunan yang dipenuhi oleh motif-motif, mulai dari gambar hewan,tumbuhan, sampai pada gambar yang tidak dapat ditangkap oleh nalar seorang nelayan. Motif-motif yang terpajang di dinding bangunan ini memberikan dua kesan bagi yang pertama kali menatapnya. Tetapi harus dibedakan mengenai orang-orang yang melihat motif tersebut.

Pertama: manusia yang secara pengetahuan dan rasa telah terikat dengan motif-motif tersebut. Golongan ini yang menatap motif/gambar sebagai bahan yang dapat diselidiki dan ditelusuri. Kelompok ini sanggup untuk menerawang ke relung terdalam dari setiap motif, mereka juga memiliki kemampuan untuk memberikan "kehidupan" pada motif tersebut. Motif; dihadapan kelompok ini adalah akses untuk masuk ke masa lampau. Motif juga merupakan manifestasi dari kaum terdahulu sehingga pada motif tersebut kaum terdahulu tetap hidup.

Sedangkan ada juga manusia yang melihat motif dengan decak kagum tanpa memberikan diri untuk bercinta dengan motif tersebut. Golongan ini hanya memandang motif sebagai suatu hasil karya seni.

Rumah yang dibangun oleh para penenun ini telah lama ditinggalkan sebab mereka telah berserakan di berbagai tempat yang berada di bumi ini. Kepergian para penenun dari rumah ini dikarenakan oleh kurangnya perhatian dari penduduk terhadap setiap motif yang dihasilkan.

Komentar

gaelby mengatakan…
maaf sob, bru smpat mampir.
Pengen bnget jadi golongan pertama yg memahami motif dg interpretasi yg komprehensif.

Posting yg indah, salam sobat :)
warcoff mengatakan…
kurang paham ane, btw sori baru bisa bales kjgn :)

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT