LELAKI YANG BERUSAHA UNTUK MENGHIDANGKAN ANGGUR(F)
memasuki halaman rumah yang begitu mempesonakan dan menyejukan penglihatan, Arthe teringat akan negeri dongeng yang selalu dituturkan oleh sang ayah kala malam mulai bersetubuh dengan kesejukan. Kehadirannya di sekitar pekarangan dengan berbagai macam kembang dapat menghadirkan sensasi yang luar biasa tentang aroma.
Ibu Marti mengajak Arthe untuk masuk ke ruang tamu yang dipenuhi oleh pria-pria dengan kecerahan menghiasi rona dan ekspresi wajah. Arthe menyapa sambil memperkenalkan dirinya, merekapun balas memperkenalkan diri namun Arthe tidak mengingat nama-nama dari penghuni ruang tamu tersebut. Para pria mengajaknya untuk bergabung sambil menikmati kopi, namun Ibu Marti mempersilahkan Arthe untuk menuju ke kamar yang telah disediakan agar dapat membersihkan diri dari bau terik yang sangat menyengat.
Arthe melangkah menuju kamar yang ditunjukan oleh Ibu Marti, sebelum tiba di kamar ia harus melewati ruang tengah. Ketika melewati ruangan itu, keributan yang sedari tadi terdengar, secara tiba-tiba berubah dan semua mata memadang ke arahnya. Tentu kegugupan menguasai Arthe yang selama kehidupannya tidak pernah mengalami hal demikian. Arthe hanya tersenyum dan beranjak meninggalkan ruangan tengah.
Arthe memasuki kamar yang berukuran 5X6 meter dengan kipas listrik yang senantiasa berputar dan tempat tidur yang berukuran 1,5X1 meter. Tanpa melepaskan pakaian, Arthe merebahkan dirinya sebab kepenatan telah membenamkan cakarnya ke dalam pori-pori dan memasuki aliran darahnya.
Ibu Marti mengajak Arthe untuk masuk ke ruang tamu yang dipenuhi oleh pria-pria dengan kecerahan menghiasi rona dan ekspresi wajah. Arthe menyapa sambil memperkenalkan dirinya, merekapun balas memperkenalkan diri namun Arthe tidak mengingat nama-nama dari penghuni ruang tamu tersebut. Para pria mengajaknya untuk bergabung sambil menikmati kopi, namun Ibu Marti mempersilahkan Arthe untuk menuju ke kamar yang telah disediakan agar dapat membersihkan diri dari bau terik yang sangat menyengat.
Arthe melangkah menuju kamar yang ditunjukan oleh Ibu Marti, sebelum tiba di kamar ia harus melewati ruang tengah. Ketika melewati ruangan itu, keributan yang sedari tadi terdengar, secara tiba-tiba berubah dan semua mata memadang ke arahnya. Tentu kegugupan menguasai Arthe yang selama kehidupannya tidak pernah mengalami hal demikian. Arthe hanya tersenyum dan beranjak meninggalkan ruangan tengah.
Arthe memasuki kamar yang berukuran 5X6 meter dengan kipas listrik yang senantiasa berputar dan tempat tidur yang berukuran 1,5X1 meter. Tanpa melepaskan pakaian, Arthe merebahkan dirinya sebab kepenatan telah membenamkan cakarnya ke dalam pori-pori dan memasuki aliran darahnya.
Komentar