TATANRI XXV





Aku harus menafsirkan motif yang tertera di dinding-dinding rumah, aku sadar bahwa ini merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah dan gampang. Apalagi aku tidak memiliki pengetahuan yang cukup seputar motif-motif tersebut. Dari bentuk sampai kepada pesan yang berada dibaliknya. Biar bagaimanapun aku harus menafsirkan motif-motif tersebut, ini untuk masa tabungan masa depan anak dan cucuku.
Satu keyakinan yang selalu kupegang, segala sesuatu tidak semudah yang dibayangkan. Untuk berjalanpun kita harus melewati beberapa fase atau tahap.OKE.......aku mulai menafsirkannya, tetapi tidak dengan segera melakukannya. pertama-tama harus mempersiapkan beberapa perlengkapan yang akan digunakan dalam menafsirkan motif-motif tersebut.Pertama: mengunjungi beberapa tetua atau sesepuh yang berada di sekitar rumah ini untuk menanyakan beberapa persoalan yang berhubunga dengan motif-motif ini(cara pembuatannya, bahan-bahan yang dibtuhkan dalam mengerjakannya, dan lain-lain). Bukankah para tetua atau sesepuh tersebut tidak lagi menghiraukan motif-motif ini? Bukankah mereka yang tidak memperhatikan para pencipta motif-motif ini? Karena ulah merekalah para pencipta motif meninggalkan rumah ini.
Tidak semua sesepuh yang berkelakuan demikian, sebab beberapa har yang lalu ada seorang sesepuh yang menyapaku sambil menanyakan keberadaan dari para pemilik rumah yang sekarang aku tempati, malahan ia mengundangku untuk berkunjung kerumahnya. Bagiku; kelakuannya menjadi tanda bahwa ia masih bersimpati dengan motif-motif yang tergambar disini.
Kedua: mencari beberapa informasi tambahan dari para tetangga dan orang-orang yang akan datang berkunjung kesini. Bagiku mereka merupakan orang-orang yang memiliki minat yang sama denganku.

Ketiga: aku harus membaca beberapa literatur yang berhubungan dengan motif. Tetapi, dimana aku harus mendapatkannya? Bagiku ini merupakan langkah yang paling sulit, dimana aku harus berangkat ke kota untuk mendapatkannya. Sedangkan perjalanan ke kota adalah suatu bencana.Aku telah meninggalkan beberapa nokta di kota, aku dituduh telah mencuri uang majikan yang adalah seorang bupati sampai dituduh telah meniduri istrinya. Padahal aku tidak pernah melakukan perbuatan tersebut.
BERSAMBUNG..........



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT