MEMELUK KEBINGUNGAN (part 5)

Senja menghadirkan cerita yang telah disiapkan sejak pagi mulai bergulir. Eh....bukan menghadirkan cerita tetapi menyimpulkan segala cerita yang tertuang dari pagi. Bukan menyimpulkan, tepatnya merangkum semua cerita yang terjadi dan mengarsipkannya ke dalam tema-tema yang dibuat oleh angin dan matahari. Pada saat yang sama aku masih berkutat dengan cerita yang ditinggalkan Duran. Ia tidak sanggup menemukan kata akhir untuk memberi kesimpulan terhadapnya. Dalam naungan akasia muda aku memandang senja yang hendak menyelesaikan rangkuman dan pengarsipannya. Aku yang terduduk dengan khayalan yang melalang buana tanpa arah yang jelas, ia tidak mampu mengontrol segala hal sempat hinggap padanya. Dapatkah aku mengakhiri siangnya dengan menggandeng kesimpulan?

Kerudung malam yang secara perlahan-lahan dikenakan hari, kerudung yang berwarna gelap memiliki keteduhan. Sehingga hari mengulumkan senyum pada sekitarnya. Dalam senja yang semakin merapat Duran menghentikan kerjanya untuk membersihkan rumput jagung. Keringat kering yang membentuk garis di sekitar wajahnya mampu memberikan kesan bahwa ia begitu bersemangat dalam pekerjaan. Dedikasi yang ditunjukan menjadi karakter yang selalu dituturkan para orang tua kepada anak-anaknya ketika mereka menghindari terik.
Setelah meletakan peralatan di pondok yang beratapkan daun lontar, Duran bergegas ke sungai untuk membersihkan dirinya. Ia membawa serta perlengkapan mandi. Sesampainya di sungai Ia segera menceburkan dirinya yang telah disisipi oleh bau matahari dan tanah. Ritual menceburkan diri pada senja telah dilakukan oleh Duran dan Daren sejak berusia lima tahun adan selalu melakukannya secara bersama-sama. Namun pada senja ini kebiasaan itu harus diabaikan lantaran Duran memberikan persoalan yang sangat menarik minat Daren untuk ditelusuri dan ditelaah.

Awalnya Duran agak enggan untuk menceburkan diri ke sungai, Ia takut akan menyinggung perasaan dari Daren. Sesampainya ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam sungai karena bau terik dan tanah yang harus segera ditanggalkan. Sementara itu aku tersadar dari aktivitas pemikiran ketika mendengarkan gemerisik air sungai.


Komentar

A. Moses Levitt mengatakan…
seperti apakah bau terik n tanah itu, no?

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT