MEMELUK KEBINGUNGAN (part 7)
"Haruskah berbohong kepada ibu ini? tidak mungkin, ibu ini terlalu polos untuk dibohongi."
Ia bukanlah para pemimpin desa yang selalu mengkambinghitamkan sesamanya. Ibu yang sejak awal kelahirannya sampai pada saat kematian selalu menjadi wanita desa dengan profesi sebagai petani ini sangat tegar dalam menghadapi setiap gejolak yang disebabkan oleh alam. Wanita desa memiliki kesamaaan dengan pria. Mereka dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan dari pria, mulai menebang pohon untuk membuka ladang baru sampai kepada berburu binatang di hutan. Jika wanita-wanita selalu atau harus berada di sekitar dapur maka wanita-wanita di desa ini tidak selalu melakukan hal demikian. Tugas di dapur terkadang dibebankan kepada para pria. Mungkin terkesan aneh tetapi inilah kenyataannya. Para priapun tidak pernah mengeluh atau memarahi para wanita soal tugas yang diberikan kepadanya.
Para wanita desa adalah murni wanita tetapi mereka menganggap bahwa nereka memiliki derajat dan kedudukan yang sama dengan para pria. Memang mereka belum mengenal atau mengetahui tentang persamaan gender yang diserukan oleh sebagian besar wanita di belahan bumi lainnya. Sesampainya mereka memiliki anggapan seperrti ini karena ajaran-ajaran dari para leluhur yang selalu menekankan tentang persamaan antara pria dan wanita.
Ibu dengan bau terik dan warna tanah di pakaiannya masih berhadapan denganku. Ia menatap lurus ke mataku sehingga aku tidak sanggup untuk membohonginya. Kalau-kalau aku berani berbohong maka seumur hidupku akan dikenal sebagai pembohong dan mereka tidak akan mempercayai setiap perkataan atau tingkah laku yang aku tunjukan. Dengan demikian aku akan dikucilkan dari pergaulan masyarakat.
Ia bukanlah para pemimpin desa yang selalu mengkambinghitamkan sesamanya. Ibu yang sejak awal kelahirannya sampai pada saat kematian selalu menjadi wanita desa dengan profesi sebagai petani ini sangat tegar dalam menghadapi setiap gejolak yang disebabkan oleh alam. Wanita desa memiliki kesamaaan dengan pria. Mereka dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan dari pria, mulai menebang pohon untuk membuka ladang baru sampai kepada berburu binatang di hutan. Jika wanita-wanita selalu atau harus berada di sekitar dapur maka wanita-wanita di desa ini tidak selalu melakukan hal demikian. Tugas di dapur terkadang dibebankan kepada para pria. Mungkin terkesan aneh tetapi inilah kenyataannya. Para priapun tidak pernah mengeluh atau memarahi para wanita soal tugas yang diberikan kepadanya.
Para wanita desa adalah murni wanita tetapi mereka menganggap bahwa nereka memiliki derajat dan kedudukan yang sama dengan para pria. Memang mereka belum mengenal atau mengetahui tentang persamaan gender yang diserukan oleh sebagian besar wanita di belahan bumi lainnya. Sesampainya mereka memiliki anggapan seperrti ini karena ajaran-ajaran dari para leluhur yang selalu menekankan tentang persamaan antara pria dan wanita.
Ibu dengan bau terik dan warna tanah di pakaiannya masih berhadapan denganku. Ia menatap lurus ke mataku sehingga aku tidak sanggup untuk membohonginya. Kalau-kalau aku berani berbohong maka seumur hidupku akan dikenal sebagai pembohong dan mereka tidak akan mempercayai setiap perkataan atau tingkah laku yang aku tunjukan. Dengan demikian aku akan dikucilkan dari pergaulan masyarakat.
Komentar
The others: wanita dan pria diciptakan untuk saling melengkapi maka tidak ada perbedaan pada keduanya.