TATANRI XVII
Makanan kering yang aku sertakan dalam perjalanan merupakan pemberian dari sahabatku ketika aku mengungkapkan kepadanya tentang perjalanan yang akan kulakukan. Sangat kental dalam ingatakan ketika ia dengan tergesa-gesa berlari di tengah kerumunan hujan untuk membeli makanan kering ini. Baju yang basah tidak ia hiraukan, begitu sampai di depan tempat penjualan ternyata telah dittutup. Ia tidak segera pulang ke rumah, dengan pakaian yang basah ia terus melanjutkan pencariannya namun semua tempat penjualan telah ditutup.
Malam itu, aku tidur sendirian karena ia masih melanjutkan pencarian terhadap makanan kering. Bahwa ia begitu bersemangat dalam mencari makanan kering untuk perbekalanku padahal aku dapat mengisi perutku di rumah-rumah makan yang berada di sekitar jalan.
Ia kembali ke rumah sekitar pukul lima pagi, itupun dengan membawa hasil yang nihil. Sahabatku segera menghamburkan diri ke pelukanku sambil meminta maaf karena tidak mendapatkan makanan untuk perbekalan selama aku menempuh pejalanan.
"Engkau sangat tergesa-gesa dalam mempesiapkan keberangkatanku padahal aku akan berangkat bulan depan" Ia sangat terkejut dengan pembicaraanku. "pikirku engkau akan berangkat pada pagi ini"
Makanan kering yang aku makan sambil membaca buku hariannya sanggup untuk menguatkan segala asa yag sempat menghilang. Dengan bertemankan buku harian aku kembali melanjutkan perjalanan dan aku juga terus melanjutkan makanku selama menempuh perjalanan.
Aku tidak menyediakan waktu khusus untuk acara makan sebab akan memperlambat perjalanan dan sangat tidak berguna untuk menyediakan waktu bagi acara makan siang, pagi ataupun malam. Menyediakan waktu di saat-saat seperti ini akan tidak banyak bermanfaat.
Malam itu, aku tidur sendirian karena ia masih melanjutkan pencarian terhadap makanan kering. Bahwa ia begitu bersemangat dalam mencari makanan kering untuk perbekalanku padahal aku dapat mengisi perutku di rumah-rumah makan yang berada di sekitar jalan.
Ia kembali ke rumah sekitar pukul lima pagi, itupun dengan membawa hasil yang nihil. Sahabatku segera menghamburkan diri ke pelukanku sambil meminta maaf karena tidak mendapatkan makanan untuk perbekalan selama aku menempuh pejalanan.
"Engkau sangat tergesa-gesa dalam mempesiapkan keberangkatanku padahal aku akan berangkat bulan depan" Ia sangat terkejut dengan pembicaraanku. "pikirku engkau akan berangkat pada pagi ini"
Makanan kering yang aku makan sambil membaca buku hariannya sanggup untuk menguatkan segala asa yag sempat menghilang. Dengan bertemankan buku harian aku kembali melanjutkan perjalanan dan aku juga terus melanjutkan makanku selama menempuh perjalanan.
Aku tidak menyediakan waktu khusus untuk acara makan sebab akan memperlambat perjalanan dan sangat tidak berguna untuk menyediakan waktu bagi acara makan siang, pagi ataupun malam. Menyediakan waktu di saat-saat seperti ini akan tidak banyak bermanfaat.
Komentar
Nice post dan Artikel yang bagus
Salam kenal dan sukses selalu