TATANRI XX

Buku harian ini. Aku tidak dapat mengungkapkan dengan pasti dan jelas tentang perasaan terhadap buku ini. Suatu perasaan yang sangat dalam sebab kebersamaan yang telah terjalin begitu rapat. Denganya, aku bisa menempuh perjalanan ini dalam kebahagian meskipun selalu ada penderitaan yang berhilir mudik di hadapanku. Buku harian memainkan peran ganda ketika aku berhadapan dengan persoalan. Selain menjadi sahabat, ia juga berperan sebagai orang tua untuk memberikan petuah-petuah dalam mengambil dan menentukan pilihan. Peran ganda ini dilakoninya dengan sabar dan tulus.

Dari buku harian, aku mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kepribadian dari sahabatku. Ia yang dalam pertemanan bersikap pasif dan lebih banyak memilih diam ini ternyata menyimpan sejuta potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kebahagiaan dalam hidup. Dengan selalu membaca buku hariannya aku menjadi malu terhadap diri sendiri yang sering bertingkah intelektual di hadapannya.

Sejak awal perkenalan aku mengambil peran sebagai pemimpin untuk menentukan dan mengatur persahabatan kami. Dengan demikian ia hanya mengikuti setiap keputusan yang aku katakan.

Sahabatku, mengapa engkau menjadikan aku seperti ini? Apakah diammu adalah bentuk ketidaksukaan terhadap diriku?

Komentar

A. Moses Levitt mengatakan…
ini interpretasi dari buku "beratnya" siapa? Jgn2 rencanax mau tulis catatan pinggir saingan gunawan mohamad e? kisahx mengajarkan banyak hal, salah satux ttg teman yg selalu mendengarkan...inspiratif...kita pinjam buku 2 (so betau di tesin te)
SIANG SORE mengatakan…
cma menulis jo ka. tesin so betau kita te.

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)