MANUSIA YANG TELAH TERIKAT DI DUNIA CERITA(B)
Di antara anak-anak yang dilahirkan dari rahim cerita, aku memperoleh kesan bahwa mereka selalu dianggap unik oleh sesamanya. Terkadang dapat dikatakan gila atau kurang waras. Aku memiliki pengalaman akan hal tersebut.
Sebagian besar waktu aku habiskan dengan berkhayal, membaca, dan menuliskan cerita. Ketiga hal ini menyebabkan aku melupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh orang-orang seusiaku. Bahkan aku melupakan acara makan di pagi,siang, dan malam. Awalnya aku merasa ketakutan sebab sesama akan memberikan penilaian yang negatif. Terlebih lagi dengan para sahabat yang telah bersama dalam membaca pergerakan huruf. Mereka akan meninggallan aku karena perubahan pada sikap dan tingkahku. Ketakutan akan penilaian tersebut maka aku tidak pernah memberikan diri secara menyeluruh kepada roh cerita untuk berdiam dalam diriku. Tekadang aku berusaha untuk mengusir segala cerita yang mendarat di benak dan rasa. Dengan mengusirnya aku berpikir bahwa sesama akan lebih menjalin persahabatan denganku. Ternyata aku salah. Semakin berusaha untuk pergi darinya semakin pula cerita-cerita tersebut mengejarku. Mungkin kematian yang bisa menyelamatkan aku dari intaian cerita.
Karena semakin didesak oleh cerita maka aku memutuskan untuk memberikan diriku sepenuhnya kepada cerita. Ini bukan korban tetapi merelakan diri agar sang ibu yang melahirkan aku atau rahim cerita yang telah mengandung dan melahirkan aku tidak berpikir bahwa ia melahirkan mahluk yang sial. Setelah mengabdi kepada cerita tetapi bukan pengabdian karena perbudakan. Aku mulai berusaha untuk menuliskan semua cerita yang sempat hinggap di benak.
Dengan demikian aku secara perlahan-lahan mulai melupakan kebiasaan dari orang-orang seusiaku.
Sebagian besar waktu aku habiskan dengan berkhayal, membaca, dan menuliskan cerita. Ketiga hal ini menyebabkan aku melupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh orang-orang seusiaku. Bahkan aku melupakan acara makan di pagi,siang, dan malam. Awalnya aku merasa ketakutan sebab sesama akan memberikan penilaian yang negatif. Terlebih lagi dengan para sahabat yang telah bersama dalam membaca pergerakan huruf. Mereka akan meninggallan aku karena perubahan pada sikap dan tingkahku. Ketakutan akan penilaian tersebut maka aku tidak pernah memberikan diri secara menyeluruh kepada roh cerita untuk berdiam dalam diriku. Tekadang aku berusaha untuk mengusir segala cerita yang mendarat di benak dan rasa. Dengan mengusirnya aku berpikir bahwa sesama akan lebih menjalin persahabatan denganku. Ternyata aku salah. Semakin berusaha untuk pergi darinya semakin pula cerita-cerita tersebut mengejarku. Mungkin kematian yang bisa menyelamatkan aku dari intaian cerita.
Karena semakin didesak oleh cerita maka aku memutuskan untuk memberikan diriku sepenuhnya kepada cerita. Ini bukan korban tetapi merelakan diri agar sang ibu yang melahirkan aku atau rahim cerita yang telah mengandung dan melahirkan aku tidak berpikir bahwa ia melahirkan mahluk yang sial. Setelah mengabdi kepada cerita tetapi bukan pengabdian karena perbudakan. Aku mulai berusaha untuk menuliskan semua cerita yang sempat hinggap di benak.
Dengan demikian aku secara perlahan-lahan mulai melupakan kebiasaan dari orang-orang seusiaku.
Komentar