ALAM BAYANGAN(3)
“alam bayangan hanyalah ungkapan dari kekosongan dan bentuk ketakmampuan seseorang untuk memberikan dirinya kepada kehidupan. Ia yang mengabdikan diri kepada alam bayangan merupakan manusia yang dilahirkan sebelum waktunya sehingga ia tidak sanggup untuk memahami tentang dunia ini.”
Begitulah Sendis berkata kepada dirinya. Sikap yang ditunjukan oleh Sani sangat dibenci oleh Sendis, pernah ia berpikir untuk meninggalkan Sani agar tidak terkontaminasi oleh alam bayangan.
Pada kesempatan lain, dimana mereka berdua duduk dan saling berbagi tentang keseharian, Sendis berkata;
“engkau hanyalah sosok yang terlahir karena suatu kecelakaan, dimana dunia tidak pernah berpikir untuk menerima adamu. Hadirmu adalah elegy bagi kehidupan, langkahmu adalah parade yang termaktub pada malam dengan satu bintang yang bersinar, suara dan tingkahmu tidak akan mampu menjinakan kerbau liar yang berkeliaran di hutan ini. Nyanyian yang tersembul dari pita suaramu tidak sanggup diserap oleh lembah. Engkau berbagi dengan pribadi-pribadi di alam bayangan, di
Sani mendengarnya dengan wajah berseri-seri layaknya seorang anak kecil yang mendengar nasehat dari orang tuanya ketika ia melakukan kesalahan. Seorang anak kecil dengan keluguan yang sempurna akan menyimak segala nasehat dari orang tuanya sebab anak kecil berpikir bahwa sang orang tua adalah sumber dari segala kebenaran dan kebaikan. Namun, dari sudut pandang para orang tua, melihat bahwa setiap perkataan yang diucapkan kepada sang anak hanya untuk menakutinya agar ia tidak mengulangi perbuatannya.
Komentar