FRANDESTINE

Di balik selimut hijau engkau terlelap dengan senyuman, rambut ikalmu terurai dan menyerap aroma malam yang bertebaran bersama angin yang dihasilkan oleh kipas listrik. Tidur malammu menyiratkan kisah yang menghendaki agar dituturkan pada keseharian. Kisah yang tergambar pada keriput wajah yang engkau samarkan dengan menggunakan kosmetik.

Begitu cepat engkau menarik diri dari perputaran hari namun kesehariaan tidak pernah melupakan cerita yang telah sematkan padanya, seperti pagi pergi ke dalam lingkaran siang. Dalam tidur yang memanggil ragamu ternyata ada cerita yang bergerak sambil berusaha untuk membebaskan diri dari belenggu selimut hijau. Aku yang duduk sambil memperhatikannya tidak mampu untuk bertutur dengannya sebab dia hanyalah gerakan dan tidak memiliki raga. Ternyata cerita yang kau sematkan tidak hanya tergambar di wajahmu tetapi meliputi seluruh tubuhmu. Ia seakan telah menyatu dengan kulit yang membungkus daging dan tulangmu. Entah ia telah menyatu dengan darah dan mengalir ke seluruh bagian dari tubuhmu.

Mungkin aku lagi kacau atau hanya khayalanku yang muncul kala memperhatikan tidurmu sehingga menciptakan sebuah kisah tentang tidurmu. Mencoba agar merasakan keadaan sekitar sehingga mampu menyingkapkan kebenarannya. Merasakan keadaan di sekitar berarti memusatkan perhatian kepada segala sesuatu yang muncul ketika kekacauan itu menghampiriku. Pada erangan nyamuk ternyata ada kegulauan. Erangan yang diperdengarkan oleh para nyamuk sangat menusuk pendengaran, masuk kedalam rongga telinga dan mengambil semua kesunyian yang dikumpulkan dalam perjalanan siang. Kesunyian yang diambil oleh erangan nyamuk kemudian dipertukarkan dengan keramaian yang pada perjalanan siang tidak disertakan dalam kantung pendengaran. Keramaian yang mengisi rongga pendengaran sangat menimbulkan efek yang kurang menguntungkan untuk mengambil bagian dalam cerita yang tertambat pada tidurmu. Sebab keramaian tidak mampu menyingkapkan secara menyeluruh cerita yang melekat pada ragamu. Hendak mengusirnya agar meninggalkan rongga pedengaran tetapi ia telah membenamkan dirinya dan bersatu dengan otot-otot yang berada di dalam rongga pendengaran. Bagaiamana aku dapat menceritakan tentang kisahmu jika keramaian melingkupi pendengaran. Memang cerita tidak dituturkan oleh pendengaran, ia tidak mempunyai hak untuk menuturkannya. Ia merupakan hak dari mulut untuk menuturkannya, dalam hal ini bahasa sangat berperan penting. Tetapi muncul persoalan; bagaimana cerita itu dapat dituturkan jika sang pencerita tidak mendengarnya. Orang-orang dapat berkata bahwa cerita dapat dituturkan tanpa harus mendengarnya, kita dapat mempergunakan penglihatan untuk menangkap cerita tersebut. Memang benar; jika sang pencerita menggunakan indra penglihatannya untuk menangkap cerita tersebut namun pada kasus ini, cerita tersebut tidak dapat dilihat. Ia hanya dapat didengar.

Pada bagian terdahulu aku mendeskripsikan tentang cerita yang menyatu dengan ragamu. Hal ini berarti aku menggunakan indra penglihatan kemudian memasukannya ke dalam pikiran, selanjutnya dituturkan oleh pikiran dalam bentuk bahasa tulisan. Ini berarti aku semakin berada dalam bayan-bayang kekacauan. Persetan dengan keadaan yang menyeret langkah dan pikiran, yang terpenting adalah aku harus menemukan keterkaitan antara keadaanku dengan cerita yang berada dalam tidurmu.

Hampir setengah jam aku memusatkan perhatian pada keadaan sekitar. Pada kipas listrik yang berbunyi tanpa aturan keharmonisan nada, pada pojok doa yang hadir sebagai pelengkap, pada keempat sudut kamar dengan cat putih kusam, pada ubin kamar yang disusun berantakan, dan lampu kamar yang berumur sepuluh bulan.

Komentar

Unknown mengatakan…
hm...unik juga ide ceritanya.
warcoff mengatakan…
imajinasi yang hebat :)
catatan kecilku mengatakan…
Gaya bercerita yang unik... :D
the others... mengatakan…
Siapakah wanita itu..?
Ferdinand mengatakan…
ga tau knp klo baca tulisan Sobat... aku ga sanggup ngomong dan tau2 membisu.... pokoknya keren Sob.. dari blog sastra yg selama ini aku maen kayanya cuma ini yg beda.. soalnya biasanya cuma Puisi Cinta dan imaginasinya.. aku salut.. bener2 kaya ng'liat nyata........

Semangat N Sukses slalu Sob...
Langgas Bestari mengatakan…
...euforia abstraksi nampaknya bersilangsengkurat di tepi BKT...!!!
haha...aku rindu renyah aroma tempat itu...!!!

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)