JALINAN BATU

terduduk di tangga batu berlumut
sembari mengusap keletihan yang mengurungi raga
dan
kau menatap dalam bisu panjang
entah, jemari jangkrik yang mencekram
entah, tawa pemulung yang tertambat di selamu
antah, apalagi yang membisukanmu

jujur dariku
engkau masih tergelatak bisu
adakah tetumbuhan di nadirmu berkisah
adakah rembes hujan bertutur
atau
engkau mengabaikannya
bisumu melahirkan tanya
diammu menorehkan bingung

dan kau
masih terjalin dalam haru
dan kau
masih tertambat pada tanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)