TATANRI XII

"kek; bagaimana mungkin kami melakukan perbuatan sekejam itu? untuk melukai saja kami tidak dapat memejamkan mata pada saat malam memanggil kami untuk dibelainya. Kami tidak setega itu membunuh sesama meskipun ia mengambil rupa hantu. Bagi kami setiap mahluk yang mendiami alam ini atau alam lain memiliki hak yang sama untuk merasakan hempasan sepoi. walaupun ia adalah hantu tetapi ia juga memiliki hak yang sama seperti kami. Dasar pemikiran inilah yang selalu kami ingat dalam perjalanan hidup."

Tentu saja aku sangat marah terhadap lelaki tua ini.
"Nak, jangan bertingkah seperti seorang imam yang berkotbah dengan menggunakan tema-tema kemanusian agar para pendengar mampu mencintai dan memberikan hormat atasnya. Harus kau ingat bahwa seorang imam yang berkotbah dengan tema kemanusian tanpa menyentuh realitas keseharian adalah jelmaan hantu yang terusir dari neraka karena menimbulkan kegaduhan di antara para penghuni. Kehadirannya di dunia adalah usaha untuk meluluhkan pemimpin neraka, tentu dengan berkotbah di hadapan umat akan menimbulkan kesan bahwa ia mampu manarik banyak orang ke dalam pelukan neraka. " Kakek berkata tentang hantu yang mengambil rupa manusia untuk menuntun mereka ke dalam neraka dengan cara berkotbah. Bukankah seorang imam mengajarkan tentang kebaikan dalam setiap kotbahnya? Aku sangat tidak yakin dengan perkataan sang kakek. Sejauh pengamatan saya, seorang imam meskipun jelmaan dari hantu akan berbicara tentang kebaikan.

Dengan keyakinan ini aku meninggalkan sang kakek yang masih berbicara tentang para hantu yang menjelma dalam rupa seorang imam. Aku pergi tetapi tidak kembali ke rumah sebab aku harus memperoleh lebih banyak lagi informasi tentang sahabatku. Tentu saja sang kakek masih menjadi pilihan utama dalam memperoleh informasi.

Komentar

Unknown mengatakan…
ceritanhya akan lebih enak dibaca kalo paragrafnya jelas.
SIANG SORE mengatakan…
terima kasih untuk koreksi yang diberikan. akan diperhatikan pada tulisan-tulisan selanjutnya.

Postingan populer dari blog ini

DI ANTARA CAHAYA

GADIS DENGAN BIOLA COKLAT

PEREMPUAN DI LORONG WAKTU (LIMA)